AVONTUR 24 JAM |SINGAPURA

KL-Singapore

Tukang-jalan.com – SINGAPURA identik dengan sejumlah desitnasi wisata, seperti Universal Studio Gardens by the Bay, Singapore Botanic Gardens, hingga Singapore Zoo. Tetapi sesungguhnya, Singapura juga memiliki pilihan bagi wisatawan yang ingin menikmati wjaah lain Singapura.

SEBAGAI salah satu negara jiran Indonesia, Singapura memang relatif mudah dicapai hanya dalam waktu lebih kurang 1 jam penerbangan. Makin dekat jika menyeberang dari Batam.Bila dalam waktu dekat ada kesempatan ke Singapura, susurilah aura Singapura yang lain. Gunakan transportasi umum untuk menangkap denyut kehidupan Singapura.Perbanyak juga jalan kaki agar semakin banyak kesempatan melihat tempat baru. Kalau takut salah arah, gunakan saja aplikasi penunjuk arah di  telepon genggam. Praktis!

SABTU, (1/4) Pukul 10.00-12.00

Pemandangan kontras antara gedung-gedung lama dan gedung-gedung modern di kawasan China Town, Singapura, Minggu (2/4).

MARI mulai penjelajahan di Singapura ke Chinatown yang berlokasi di Distrik Outram, di jantung singapura. Banyak sekali hal yang bisa dinikmati di kawasan yagn terbagi menjadi empat sub kawasan ini. Ada Telok Ayer, Kreta Ayer, Bukit Pasoh, dan Tanjong Pagar. Tiap-tiap subkawasan dikembangkan dalam rentang waktu berbeda, dengan ciri khas berbeda pula.s usuri dan nikmati daya tarik istimewea Chinatown di Singapura yang menggambarkan keberagaman. Salah satunya letak Candi Sri mariaamman dan Masjid Jamae yang bersisian di South Bridge Road. Saksikan bagaimana gedung-gedung tua terlihat kontras dengan gedung-gedung modern di sekitarnya, tetapi tetap dalam kondisi terawatt. Tentu saja, di sini wisatawan bisa juga menikmati pengalaman mencecap kuliner khas Chinatown yang terpusat di Smith Street. Jika ingin membeli pernak-pernik untuk buah tangan, di kawsan ini juga banyak sekali toko souvenir yang pusatnya berada di Rengganu Street. Akhir pekan membuat kawasan ini amat ramai dengan kunjungan wisatawan.

Nanyang Old Coffee Pukul 12.00-13.30

Lelah menyusuri kawasan Chinatown, singgalah di kedai kopi Nanyang Old Coffee di South Bridge Road atau di ujung Smith Street. Ini adalah kedai kopi tradisional yang mengusung konsep pembuatan kopi dari awal tahun 1940 ketika kedai kopi biasa “meggoreng” biji kopi mereka di halaman belakang, lalu megngilingnya setiap kali dibutuhkan. Tidak heran, kopinya terasa “segar” dan memiliki jejak kuat meski diolah sebagai ice blended coffee atau cappuccino. Pasangan terbaiknya, sudah tentu kaya butter toast. Tapi tak usah kuatir, mereka juga menyediakan pilihan lain, seperti telur rebus setengah matang, kudapan seperti swee kueh, soon kuah, bau, hingga menu “berat”, seperti nasi lemak. Kedai kopi yang buka setiap hari mulai pukul 07.00 ini tak hanya disesaki warga lokal, tetapi juga turis dari sejumlah negara. Makanan dan tempatnya sama-sama enak, nyaman untuk melepas lelah, sekaligus mengisi perut.

Peninsula Shopping Centre Pukul 14.00-17.00

#Alternatif lain untuk berburu piringan hitam adal hVinylicious Records di Peninsula Shopping Cneter.

Setelah perut terisi, saatnya melanjutkan perjalanan. Bagi penggemar piringan hitam (PH) atau vinyl, Peninsula Shopping Centre adalah salah satu tempat yang tak boleh dilewatkan. Di sini, terdapat sejumlah toko PH yang menyediakan PH dari musisi-musisi lintas zaman dan llintas genre. Ada yang baru, banya kpula yagnbekas. Harganya bervariasi, mulai dari 15 dollar Singapura. Salah satu yang wjaib dikunjungi adalah For The Record yang dikelola Alagiry Alagirisamy, kolektor piringan hitam berdarah India. Di tokonya, ada sekitar 20.000 keping PH yang dijamin akan membuat pencinta PH enggan beranjak. Apalagi pengetahuan Giri, begitu  dia biasa disapa, tentang PH yang ada di tokonya itu amat luar biasa. Dia bisa bercerita mulai dari thaun rilis pertama sebuah PH, lokasi rilis, hingga cerita tentang sampul seubah PH yang berbeda dengan sampul versi lain. Sebagai alternative, kunjungi juga Vinylicious yang menyediakan banyak PH keluaran terbaru dan Vinyl Kakis yang menyediakan lebih banyak PH musk alternative di gedung yang sama. Matter Halo, electronic folk band asal Indonesia yang beranggotakan Ibnu Dian dan Ganidra Rai, “tertangkap basah” berburu PH di Peninsula Shopping Centre demi mencari inspirasi utnuk music mereka.

Minggu (2/4) Museum Filateli Pukul 10.00-12.00

#Museum Filateli.

SETELAH  seharian kemarin diisi dengan bersenang-senang, hari ini saatnya mengunjungi tempat-tempat yang sedikit “serius”. Salah satunya Museum Filateli yang berada di Coleman Street, tak jauh dari kawasan Peninsula Shopping Centre. Di museum yang mulai dibuka utnuk umum pda tahun 1995 ini, kita bisa menyaksikan perjalanan filateli Singapura dan negara-negara lain muilai tahun 1980-an hignga masa kini. Di Galeri tetap museum, ada perangko pertam di dunia serta koleksi-koleksi lengkap perangko India tahun 1854 yagn digunakan dalam Straits Settlements di dalam museum juga terdapat semacam kantor pos, di mana kita bisa mendapat perangko yang khusus dibuat untuk kita. Penyuka filateli dan penggemar koleksi-koleksi antic atau klasik sudah pasti wajib berkunjung ke sini.

Museum Peranakan Pukul 14.00-15.00

#Museum Peranakan.

Apabila Anda tertarik dengna sejarah, ada museum peranakan yang merekam budaya dan warisan peranakan. Di museum ini, pengelola menyediakan harga berbeda untuk pengunjung, apakah untuk anak, dewasa, dan orang tua. Beigtu pula dengan paket keluarga. Yagn emnarik ,museum yang berlokasi di Armenian Street ini kabarnya memiliki koleksi terbaik yang meliputi perabotan rumah tangga dan tekstil-tekstil yang mencerminkan jejak peranakan. Semuanya dipamerkan di 10 galeri yagn ada di dalam museum, seperti galeri perkawinan dan ruang makan. Berbagai askpek budaya peranakan Asia Tenggara mulai dari Tionghoa, Melayu, hingga India, terekam dengan baik, disajikan melalui pameran multimedia yang interaktif. Tanpa perlu pemandu, setiap pengunjung bisa mengeksplorasi museum ini tanpa kesulitan. Sebuah petualangan menarik menejelajah berbagai warisan budaya peranakan di museum ini.

Malay Heritage Centre Pukul 15.30-15.00

MASIH  berbau sejarah, ada Malay Heritage Center di Kampong Glam yang di dalamnya terdapat istana Kampong Glam yagn konon dibangun 100 tahun lalu oleh Sultan Ali, anak Sultan Hussein Shan. Istana ini dulu merupaka npusat kerajaan Kesultanan Melayu di Singapura. Istana Kampung Glam yang berdiri saat ini merupakan hasil restorasi. Bangunan aslinya berstruktur kayu, dibangun di atas panggung. Tingkat atasnya disebut panggung atau ruang tamu dan ruang tidur. Kolongnya digunakan sebagai tempat penyimpanan, bahkan tempat bermain anak-anak. Di sini, ada masjid terbesar di seluruh Singapura, yaitu Masjid Sultan yang biasa digunakan untuk menggelar shalt Id saat hari raya. Di sekitar kawsan Malay Heritage Centre terdapat restoran yang menyedidakan berbagai jenis kuliner, mulai dari kuliner tradisional hingga kontemporer, termasuk menu khas Indonesia, sepeti nasi padang. Juga banyak toko souvenir yang menyediakan oleh-oleh khas Singapura…[*/tukang-jalan.com – Sumber : kompas, Minggu, 30 April 2017 | oleh : DWI AS SETIANINGSIH]

One Comment Add yours

Leave a comment